Arsitek memiliki keinginan agar desain yang ideal dapat terwujud pada pelaksanaan konstruksi bangunan nantinya. Pemilik bangunan memiliki keinginan sesuai harapannya yang juga harus terwujud pada pelaksanaan konstruksi bangunan. Terkadang keinginan antara Arsitek dan Pemilik Bangunan dapat berjalan sesuai harapan kedua belah pihak, namun bisa saja terjadi banyak perbedaan keinginan dalam mewujudkan desain atau rancangannya. Perlukah toleransi dari kedua belah pihak agar desain dapat terwujud? Dari hasil pengalaman penulis sebagai arsitek, banyak pemilik bangunan yang menginginkan desain bangunannya sesuai dengan selera mereka, dan sangat subjektif !, tanpa mengindahkan latar belakang sebagai faktor yang mempengaruhi sebuah desain.
Wajar saja apabila pemilik bangunan menginginkan desain bangunan sesuai kriteria yang mereka inginkan, tetapi sebaiknya pemilik bangunan harus terlebih dahulu mengerti apa peran dan fungsi si Arsitek. Di sini akan dijelaskan secara singkat fungsi dari seorang Arsitek. Bahwa Arsitek memiliki pengetahuan dalam hal merancang atau mendesain sebuah bangunan tidak sebatas hasil coretan atau produk gambar berupa denah, tampak, dan potongan saja. Desain itu sendiri dihasilkan dari sebuah perjalanan proses desain. Tentunya proses desain tidak dapat berjalan tanpa konsep yang melatarbelakanginya. Konsep hadir dari : jenis bangunan yang akan didesain (restoran, kantor, rumah tinggal dan lain-lain), untuk siapa bangunan itu dirancang (umum, personal, golongan tertentu, budaya tertentu dan sebagainya), tema apa yang akan ditampilkan dalam bangunan (minimalis, tradisional, arsitektur hijau (Green Architecture), gedung pintar (Building Intelligent) dan sebagainya.
Konsep-konsep yang telah disebutkan di atas adalah hanya sebagian dari unsur konsep yang akan diaplikasikan terhadap desain, dan hanya unsur konseptual yang berkaitan dengan bangunan. Masih banyak unsur konsep yang berkaitan baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi proses desain, seperti : faktor kondisi lahan, lingkungan, iklim, budaya, dan lain-lain. Mungkin perlu sedikit uraian untuk memperjelas sebuah desain hadir dari sebuah konsep, terutama yang berkaitan langsung dengan bangunan pada artikel mendatang.
Dari unsur konsep di atas, beberapa hal dari proses yang melatar belakangi konseptual desain itu di antaranya :
Dari sebagian hal-hal tersebut di atas, menjadikan arsitek tidak sekadar menghasilkan sebuah gambar bangunan, namun gambar bangunan adalah hasil dari proses panjang sebuah desain dan memiliki berbagai konsepsi mendasar yang harus dilalui. Jadi, arsitek adalah bukan juru gambar, tidak berarti penulis merendahkan profesi juru gambar (drafer), karena proses menghasilkan lembaran gambar dari hasil proses desain sangat membutuhkan juru gambar.
Kesimpulannya, fungsi arsitek adalah sebagai desainer dan bukan sebagai drafter.
Seperti banyak para Arsitek senior mengatakan bahwa : Arsitek dapat menciptakan budaya dan mempengaruhi sebuah budaya.
Wajar saja apabila pemilik bangunan menginginkan desain bangunan sesuai kriteria yang mereka inginkan, tetapi sebaiknya pemilik bangunan harus terlebih dahulu mengerti apa peran dan fungsi si Arsitek. Di sini akan dijelaskan secara singkat fungsi dari seorang Arsitek. Bahwa Arsitek memiliki pengetahuan dalam hal merancang atau mendesain sebuah bangunan tidak sebatas hasil coretan atau produk gambar berupa denah, tampak, dan potongan saja. Desain itu sendiri dihasilkan dari sebuah perjalanan proses desain. Tentunya proses desain tidak dapat berjalan tanpa konsep yang melatarbelakanginya. Konsep hadir dari : jenis bangunan yang akan didesain (restoran, kantor, rumah tinggal dan lain-lain), untuk siapa bangunan itu dirancang (umum, personal, golongan tertentu, budaya tertentu dan sebagainya), tema apa yang akan ditampilkan dalam bangunan (minimalis, tradisional, arsitektur hijau (Green Architecture), gedung pintar (Building Intelligent) dan sebagainya.
Konsep-konsep yang telah disebutkan di atas adalah hanya sebagian dari unsur konsep yang akan diaplikasikan terhadap desain, dan hanya unsur konseptual yang berkaitan dengan bangunan. Masih banyak unsur konsep yang berkaitan baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi proses desain, seperti : faktor kondisi lahan, lingkungan, iklim, budaya, dan lain-lain. Mungkin perlu sedikit uraian untuk memperjelas sebuah desain hadir dari sebuah konsep, terutama yang berkaitan langsung dengan bangunan pada artikel mendatang.
Dari unsur konsep di atas, beberapa hal dari proses yang melatar belakangi konseptual desain itu di antaranya :
- bahwa Arsitek harus mengetahui proses perilaku keseharian setiap pemakai bangunan, tempat penyimpanan peralatan serta peralatan yang dipakai, untuk mendapatkan jenis karakter ruang dari suatu fungsi bangunan. Dengan kata lain, bisa saja si Arsitek harus mendalami atau mengetahui bidang profesi lain sehubungan dengan jenis bangunan yang akan dirancang. Mendesain restoran berarti harus mengetahui proses bekerja seorang Chef, mendesain rumah sakit berarti harus mengetahui proses bekerja para Dokter.
- bahwa Arsitek dalam menempuh pengetahuan arsitekturalnya, mempelajari banyak hal berkaitan dengan material, estetika serta perilaku/psikologi, sehingga pengaplikasian konsep terhadap desain menjadi lebih tepat dan bukan berdasarkan selera atau subjektifitas, namun berdasarkan keilmuan yang melandasi konsepsi desain.
- bahwa Arsitek harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung terhadap desain sebuah bangunan, seperti : kondisi lahan, berkontur curam atau datar; iklim, tentunya di Indonesia adalah iklim tropis dengan empat musim, yang harus diantisipasi melalui bentukan desain yang sesuai dengan iklim Indonesia; serta budaya (Indonesia memiliki latar belakang budaya yang berbeda).
Dari sebagian hal-hal tersebut di atas, menjadikan arsitek tidak sekadar menghasilkan sebuah gambar bangunan, namun gambar bangunan adalah hasil dari proses panjang sebuah desain dan memiliki berbagai konsepsi mendasar yang harus dilalui. Jadi, arsitek adalah bukan juru gambar, tidak berarti penulis merendahkan profesi juru gambar (drafer), karena proses menghasilkan lembaran gambar dari hasil proses desain sangat membutuhkan juru gambar.
Kesimpulannya, fungsi arsitek adalah sebagai desainer dan bukan sebagai drafter.
Seperti banyak para Arsitek senior mengatakan bahwa : Arsitek dapat menciptakan budaya dan mempengaruhi sebuah budaya.